Saat mengajukan permohonan kenaikan gaji pada atasan, pastikan memilih waktu yang tepat.
Setiap tahun, gaji karyawan biasanya akan naik, dengan persentase yang disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan. Di luar itu, sebenarnya Anda juga berhak mendapatkan kenaikan gaji atas prestasi atau pencapaian Anda secara pribadi. Sayangnya, tidak banyak orang -khususnya kaum perempuan- yang berani memintanya. Padahal, menurut Linda Babcock, penulis buku Women Don't Ask, kenaikan gaji ini harus dinegosiasikan secara konsisten. Jika tidak, gaji mereka akan tertinggal dibandingkan mereka yang berani memintanya.
Bila Anda berniat mengajukan kenaikan gaji, inilah yang perlu Anda lakukan menurut pendiri dan CEO Women & Co ini:
1. Riset. Sebelum menuntut kenaikan gaji, pastikan kondisi keuangan perusahaan Anda dalam keadaan sehat. Kemudian, cari tahu berapa kisaran gaji untuk karyawan dengan masa kerja dan pencapaian yang telah Anda lakukan. Besarnya gaji untuk posisi dan masa kerja yang sama bisa saja berbeda, tergantung pada tipe perusahaan, bidang yang Anda jalani, dan tentunya kemampuan Anda sendiri. Informasi tentang besaran gaji karyawan di tempat lain dapat dijadikan gambaran berapa seharusnya Anda minta kenaikan.
Cari tahu juga aturan promosi atau perhitungan kenaikan gaji di perusahaan Anda. Siapa yang punya kekuasaan untuk membuat keputusan mengenai gaji? Tanyakan langsung pada atasan Anda, kisaran mana yang sesuai untuk posisi Anda, apakah ada peluang bagi Anda untuk dipromosikan, atau apakah Anda perlu dipromosikan untuk menaikkan gaji. Apakah setiap orang dalam kisaran gaji Anda memperoleh kenaikan yang sama? Adakah jenis kompensasi lain yang ditawarkan perusahaan, seperti bonus, pembagian saham, atau fasilitas lain?
2. Tunjukkan penilaian diri Anda. Untuk mendapatkan kenaikan gaji di atas rata-rata, Anda tentu harus menunjukkan kinerja atau pencapaian yang juga di atas rata-rata. Anda bisa meminta bantuan rekan kerja untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan Anda. Namun bila Anda berniat meminta masukan dari rekan kerja, Anda harus terbuka dengan feedback yang diberikan. Jangan sampai Anda merasa hasil kerja Anda "outstanding", padahal menurut orang lain masih dalam taraf memenuhi harapan saja.
Pastikan Anda selalu mendokumentasikan pencapaian Anda, siapa tahu hal itu bisa menjadi bukti-bukti atau syarat kenaikan gaji. Jika Anda memang melebihi target kerja, sebutkan berapa pendapatan yang Anda hasilkan untuk perusahaan. Atau Anda diberi tanggungjawab untuk mengerjakan proyek yang seharusnya dilakukan karyawan dengan posisi lebih tinggi, maka tunjukkan juga hasil yang telah Anda capai. Hitung juga berapa jumlah penghematan yang berhasil Anda lakukan, jika seandainya Anda telah menerapkan kebijakan perusahaan untuk mengurangi biaya-biaya.
3. Mintalah. Yang jelas, Anda perlu tahu berapa banyak yang layak Anda dapatkan, dan dalam bentuk apa. Entah itu gaji pokok, bonus, atau hak-hak dan fasilitas lainnya. Jika perusahaan tidak dapat memberikan apa yang Anda minta, coba minta dalam bentuk lain. Misalnya, training untuk meningkatkan kemampuan Anda, waktu kerja yang lebih fleksibel, pinjaman mobil, tambahan cuti, dan lain sebagainya.
Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dengan atasan dan membicarakan hal ini. Sebaiknya, lakukan menjelang masa penilaian karyawan. Biasanya perusahaan memiliki jadwal mengenai evaluasi kerja dan penilaian karyawan. Tetapi jika tidak ada jadwal pemberian feedback secara formal, atau masa penilaian karyawan ini masih lama, Anda bisa mengajak atasan berbicara setelah proyek yang Anda lakukan telah mencapai kesuksesan.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar