Galau entah kenapa menjadi kata yang sangat popular akhir-akhir ini.
Setahun yang lalu saya berangkat ke China untuk melanjutkan studi saya,
masih teringat dalam benak saya bahwa pada saat saya pergi kata galau
hanya diucapkan oleh teman-teman saya yang wong jowo. Begitu pulang
dari China kata galau ini nampaknya telah meraja-lela entah berkat
apa. Mari kita kupas galau itu apa sih? menurut kamus besar Bahasa
Indonesia galau dalam konteks ini artinya kacau tidak karuan. Jadi
saya mengartikan bahwa kebanyakan orang Indonesia saat mengatakan
galau itu mengacu pada perasaan galau. Dimana artinya perasaan mereka
sedang tidak karuan yang akhirnya menuju pada penderitaan batin.
Manusia dalam hidupnya sering mengalami penderitaan, namun jarang yang
bertanya-tanya apa sih penderitaan itu? kebanyakan dari kita hidup yah
jalani saja. Kita sering tidak peduli dengan apa asal dari perasaan
tidak enak yang saya hadapi ini. Penderitaan nampaknya merupakan
sesuatu yang sudah ter-install dalam diri kita dan tidak dapat
dihilangkan. Bahkan Eric Cassell seorang ahli medis mengatakan bahwa
walaupun tugas seorang ahli kesehatan adalah mengurangi/menangani
penderitaan pasiennya, sangat jarang sekali penelitian yang berkenaan
dengan topik ini.
U Kyaw Min seorang ahli Abhidhamma (ilmu yang mempelajari tentang
pikiran manusia) membuat formulasi matematika yang dapat mengukur
tingkat penderitaan.
Bila hasilnya lebih dari satu maka anda mengalami kepuasaan, bila hasilnya dibawah satu maka kita mengalami penderitaan.
Misalnya jumlah keinginan adalah 70 dan jumlah keinginan yang terpenuhi
adalah 50. Maka 50/70= 0.71 maka artinya kita menjadi menderita.
Untuk mendapatkan kepuasaan maka kita bisa meningkatkan jumlah
keinginan yang terpenuhi menjadi 70 atau kita bisa mengurangi total
dari seluruh keinginan menjadi 50. Saat itu salah satu dari dua hal
tersebut terjadi anda akan mengalami kebahagiaan setidaknya sampai
anda memiliki keinginan baru yang ingin dipenuhi.
Anda mungkin sudah menyadarinya bahwa apa yang saya maksud dengan
penderitaan diatas adalah penderitaan batin. V. E. Frankl seorang ahli
psikologi membagi penderitaan menjadi beberapa kategori yaitu
1. Penderitaan fisik
2. Penderitaan batin
3. Penderitaan spiritual
Penderitaan fisik dikatakan adalah penderitaan yang tidak dapat
dihindari. Saya juga menyarankan untuk tidak menghindari sakit fisik.
Alasan saya menggunakan kata sakit disini adalah karena sakit belum
tentu menderita. Saat kita mengalami sakit kita bisa saja hanya
merasakan sakit tersebut dan tidak menderita karena sakit tersebut.
Tentunya sebagai hypnotherapist saya tahu bahwa perasaan sakit dapat
dihilangkan dengan cara tertentu. Hypnotherapy memiliki banyak teknik
yang dapat meredakan rasa sakit fisik ini. Lalu mengapa tidak
dihilangkan?
Pasalnya karena rasa sakit merupakan sinyal adanya sesuatu yang tidak
beres. Rasa sakit memberikan sinyal pada diri untuk memperbaiki
sesuatu. Untuk itulah rasa sakit menjadi penting. Bagi hypnotherapist
yang aktif menerapi orang saat anda melakukan terapi anestesia
sebaiknya selalu didampingi seorang ahli medis kecuali bila anda
sendiri terlisensi untuk melakukan kegiatan medis.
Penderitaan lainnya adalah penderitaan batin dan spiritual. Ketiga
penderitaan ini dapat dibantu dengan mengetahui apa hal yang
menyebabkan orang yang menderita semakin menderita. Shizen Young
seorang pengajar Buddhist membuat sebuah formula matematika untuk
menjelaskan hal ini:
Penderitaan = Sakit X Perlawanan (Suffering = Pain X Resistance)
Mari kita masukkan angka untuk menjelaskan rumus diatas. Anggaplah anda
sedang merasakan sakit, dari skala 1 sampai 100 berapakah rasa sakit
anda? anggaplah 70. Lalu sekarang kita ukur seberapa anda menahan rasa
sakit tersebut, anggaplah anda menahannya dengan level sekitar 50.
Maka penderitaan yang anda alami adalah 70 dikali 50 yaitu 3500.
Sekarang anggap anda mengalami sakit sebesar 70 dan anda tidak menahan
atau melawan rasa sakit tersebut. Alhail 70 dikalikan 0 adalah 0.
Tidak ada penderitaan.
Konklusinya adalah rasa sakit adalah sesuatu yang pasti, tidak ada
orang yang hidup tidak merasakan rasa sakit. Namun kita bisa memilih
untuk menderita atau tidak. Dan cara untuk menjadi bahagia adalah
bukan dengan melawan rasa sakit tersebut. Tetapi dengan menerima rasa
sakit itu, mendengar rasa sakit itu, menyadari rasa sakit itu dan
membiarkan rasa sakit itu pergi. Alhasil anda tidak akan pernah
menderita lagi.
Dengan mengetahui apa itu penderitaan kita, maka seharusnya kita
menjadi sadar atas apapun penderitaan yang kita rasakan. Dan dari situ
kita mulai berfokus dimasa kini dan menikmati hidup yang ada sambil
menuju pada impian/keinginan yang membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar